Selasa, 19 November 2013

Laporan Arus searah

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA FISIS DASAR 1
RANGKAIAN ARUS SEARAH

NAMA                 :     FEYDRI FERDITA DERA
NIM                     :     H211 12 275
KELOMPOK      :     X (SEPULUH)
ASISTEN            :     DJUNAIDIN



PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Praktikum mengenai rangkaian arus searah ini dilakukan dalam memenuhi kuliah Elektronika Fisis Dasar 1 yang diambil oleh praktikan dan pembuatan laporan ini sebagai kriteria dalam praktikum. Praktikan mengharapkan dengan membuat laporan ini dapat mendukung praktikum yang telah dilakukan sebelumnya.
Elektronika menjadi bagian favorit dalam fisika terutama pada bagian instrumentasi yang akhir – akhir ini menjadi mengalami perkembangan pesat. Hampir semua peralatan modern bertumpu pada prinsip elektronika dari pencukur rambut elektronik hingga pesawat ulang alik. Namun perlu diakui bahwa untuk melakukan pengembangan teknologi yang berguna bagi umat manusia tidaklah mudah melainkan harus melewati berbagai percobaan dasar yang menjadi modal awal bagi seorang pereka cipta untuk memulai percobaannya. Di bangku kuliah mulai diperdalam tentang proses kerja ,langkah pembuatan rangkaian , hingga pada proses pembuatan instrumentasi yang banyak digunakan di berbagai bidang seperti kedokteran dan industri. Oleh karena itu sangatlah penting bagi mahasiswa jurusan fisika agar mampu mengetahui dan memahami teknologi elektronika, sehingga penguasaan elektronika dasar tentang berbagai komponen dan alat ukur listrik amat diperlukan sebagai dasar untuk pembelajaran lebih lanjut.





                                      
1.2.   Ruang Lingkup
Pada percobaan arus searah ini digunakan alat/komponen berupa catu daya, multimeter, papan rangkaian, beberapa resistor dengan hambatan yang berbeda kemudian kita mengukur beda potensial, kuat arus, tegangan dan hambatan dari alat/komponen tersebut. Percobaan ini juga dibatasi oleh pembuatan rangkaian komponen dengan tujuan praktikan dapat memahami tentang berbagai jenis rangkaian. Sedangkan untuk perhitungannya sendiri hanya menentukan arus listrik tegangan dan hambatan pada komponen pasif yang yang disesuaikan dengan hokum kirchoff dan membandikannya dengan teori.percobaan ini semuanya dilakukan pada tanggal 8 Oktober 2010 di Laboratorium Elektronika Dasar Universitas Hasanuddin

1.3.   Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
1.      Mengukur beda potensial pada rangkaian listrik
2.      Menerapkan hukum Kirchoff pada rangkain listrik
3.      Menganalisa rangkaian seri dan paralel






BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1.      Resistor
Resistor dikenal dengan hambatan yang fungsinya menahan ).Warus terbuat dari komposisi karbon umumnya memiliki besaran ohm ( Nilai yang tersedia di pasaran mulai dari ohm hingga megaohm dengan toleransi 1%, 5% dan 10% dan daya dari 1W sampai dengan 5W seperti ditunjukkan pada gambar berikut :
Cincin  A adalah yang paling dekat dengan ujung resistor.  Warna cincin A, B, dan C menyatakan nilai hambatan resistor , sedangkan cincin D menyatakan toleransi. Untuk cincin D hanya ada dua warna, yaitu perak  untuk toleransi 10 % dan emas untuk toleransi 5 % sedangkan yang tidak berwarna 20 %. Untuk  resistorv yang menggunakan cincin lima mempunyai nilai warna seperti pada resistor empat warna di atas, tetapi pembacaan nilai hambatannya menggunakan rumus:
R = (A) (B) (C) x 10(D)  ± (E).
Untuk mengetahui besarnya hambatan resistor dapat dengan mengukur langsung dengan bantuan alat multimeter yang diset pada ohmmeter atau dengan cara melihat gelang-gelang pada badan resistor tersebut.  Resistor adalah adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi unutk menghambat arus listrik.  Resistor sendiri di bedakan menjadi dua bagian yaitiujadi 2 bagian yaitu: 
1.      Resistor Tetap .
2.      Resistor Tidak Tetap.
     Resistor Tetap adalah Resistor yang mempunyai nilai hambatan yang tetap sehingga tidak dapat di rubah-rubah. Pada resistor tetap terdapat warna-warna yang mengandung nilai tersendiri lihat table di bawah ini :
  
Resistor Tidak Tetap adalah Resistor yang nilai hambatannya atau resistansinya dapat berubah-rubah. Pada Resistor tidak Tetap terdapat 2 jenis Resisor dan perbedaannya di antaranya :
  1. Potensiometer : Resistor yang nilai resistansinya dapat di ubah dengan cara memutar poros yang telah tersedia.
  2. Trimpot : Resistor yang nilai resistansinya dapat di ubah dengan cara memutar porosnya menggunakan obeng.
Fungsi Resistor
·         Pembagi Tegangan (Seri)
Rumus : Va = R2+R3 . VCC/R total (R1+R2+R3)
·         Pembagi Arus (Paralel)
Rumus : V = I . R
·         I = V/R









   
2. Hukum Kirchoff

Hukum Arus Kirchoff (HAK)
Secara formal HAK atau hukum titik cabang menyatakan bahwa jumlah aljabar dari arus-arus pada semua cabnag yang bertemu di suatu titik yang sama adalah nol (ΣI = 0).  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa HAK tidak lain adalah hukum kekekalan muatan, artinya berapapun muatan yang masuk pada suatu suatu titik dalam suatu rangkaian harus meninggalkan titik tersebut, sebab muatan tidak dapat tertimbun pada suatu titik.

Hukum Tegangan Kirchoff (HTK)

Secara formal, HTK atau hokum loop menyatakan bahwa jumlah aljabar tegangan dalam tiap loop suatu rangkaian sama dengan jumlah aljabar hasil kali arus dan hambatan dalam loop yang sama (Σɛ = Σ I.R). HTK merupakan pernyataan tentang kekekalan energi, artinya muatan yang bergerak mengelilingi suatu loop, harus memperoleh energi yang sama besar dengan energi yang hilang.



3.      Rangkaian Listrik

Hambatan dapat dirangkai secara seri, paralel maupun rangkaian kombinasi. Pada rangkaian kombinasi tidak dapat dikelompokkan sebagai rangkaian seri maupun paralel, sehingga untuk menghitung/menganalisanya perlu teknik perhitungan tersendiri seperti memanfaatkan hukum Kirchoff, atau menggunakan teorema rangkaian.

Rangkaian Seri
Rangkaian Seri adalah rangkaian yang terbentuk dari piranti-piranti yang dihubungkan dan membentuk suatu rangkaoian sedemikian rupa sehingga masing-masing dari simpulnya menjadi titik pertemuann bagi dua piranti saja.
Ciri komponen dipasang secara seri adalah arus yang mengalir pada masing-masing komponen besarnya sama.
Pada rangkaian seri resistor berlaku
Contoh rangkaian seri :









Rangkaian Paralel
Rangkaian paralel adalah rangkaian yang terbentuk dari piranti-piranti yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga satu terminal dari setiap piranti terhubung kesebuah simpul, sementara terminal lain dari unsur-unsurnya terhubung ke sebuah simpul lain dari rangkaian tersebut. Arus yang melalui tiap resistor dalam rangkaian paralel pada umumnya berbeda, tetapi beda potensial pada ujung resistor haruslah sama.
Ciri pada komponen dipasang secara paralel adalah beda teganganpada masing-masing komponen besarnya sama.
Pada rangkaian paralel berlaku:





4.      Rangkaian Arus Searah
Pada rangkaian DC hanya melibatkan arus dan tegangan searah, yaitu arus dan tegangan yang tidak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaian DC meliputi:
i) baterai
ii) hambatan dan
iii) kawat penghantar
Baterai menghasilkan e.m.f untuk menggerakkan elektron yang akhirnya menghasilkan aliran listrik. Sebutan “rangkaian” sangat cocok digunakan karena dalam hal ini harus terjadi suatu lintasan elektron secara lengkap – meninggalkan kutub negatif dan kembali ke kutub positif. Hambatan kawat penghantar sedemikian kecilnya sehingga dalam prakteknya harganya dapat diabaikan.









BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.  Alat dan Bahan
3.1.1.  Alat
1.      Multimeter
Digunakan untuk mengukur hambatan, tegangan, dan kuat arus dalam rangkaian.
2.      signal generator
Sumber input arus dan tegangan listrik.
3.      kabel jumper
Sebagai penghubung piranti dalam rangkaian.
4.      catu daya
Sumber input arus dan tegangan listrik.
5.      papan rangkaian/PCB
Digunakan untuk merakit komponen elektronika (tempat menancapkan kaki komponen).
3.1.2.  Bahan
1.      resistor (6 buah)
Berfungsi sebagai penghambat arus listrik dengan nilai hambatan tertentu.
3.2.  Langkah Kerja
A.  Penentuan Resistansi
1.      Menghitung resistansi enam buah resistor dengan membaca kode warna pada cincinnya.
2.      Menghitung resistansi resistor menggunakan multimeter (pada pengukuran hambatan) dan membandingkan hasilnya dengan prosedur pertama.
3.      Menghitung arus dan tegangan yang mengalir dari dua resistor yang dipuluh dengan nilai ε tertentu.

B.  Rangkaian Seri
1.      Merakit tiga buah resistor dan catu daya (menggunakan input ε = 7,5 V), dan multimeter (pada posisi amperemeter) secara seri, kemudian membaca nilai pada multimeter sebagai kuat arus.
2.      Mengukur arus yang mengalir pada salah satu kapasitor dengan input tegangan yang sama.
3.      Mengulangi prosedur B2 untuk kedua transistor lainnya.
4.      Membandingkan jumlah aljabar arus pada pengukuran arus tiap-tiap resistor (B2 dan B3) dengan pengukuran pada langkah B1.

C.  Rangkaian Paralel
1.      Merakit tiga buah resistor dan catu daya (menggunakan input ε = 7,5 V), dan multimeter (pada posisi amperemeter) secara seri, kemudian membaca nilai pada multimeter sebagai kuat arus.
2.      Mengukur arus yang mengalir pada salah satu kapasitor dengan input tegangan yang sama.
3.      Mengulangi prosedur B2 untuk kedua transistor lainnya.
4.      Membandingkan jumlah aljabar arus pada pengukuran arus tiap-tiap resistor (B2 dan B3) dengan pengukuran pada langkah B1.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.3.    Hasil
A. Pengukuran Hambatan Resistor
NO.
Resistor
Pembacaan
(AB ×10C ± D)
Kuat Arus
(A)
Tegangan

(Volt)
Warna
Multimeter
(Ω)
A
B
C
D

1.
kuning
ungu
Jingga
Emas

46 000
47 000 ± 5%
-
-
4
6
3
5%

2.
Merah
Hitam
Jingga
Emas

22 000
20 000 ± 5%
-
-
2
0
3
5%

3.
Merah
Hitam
Coklat
Emas

200
200 ± 5%
0,0525
13
2
0
1
5%

4.
Merah
Merah
Jingga
Emas

24 000
24 000 ± 5%
-
-
2
2
3
5%

5.
Kuning
Ungu
Coklat
Emas

470
470 ± 5%
0,025
13
4
7
1
5%

6.
Merah
Merah
Coklat
Emas

220
220 ± 5%
-
-
2
2
1
5%

Keterangan           :   A,B,C,D,E menyatakan kode warna
                                    ε = 12 V
·         R3 = V3/I3 = 12/0,0525 = 228 Ω
·         R5 = V5/I5 = 12/0,025 = 480 Ω



B. Rangkaian Seri
No.
Resistor
R(Ω)
ε (Volt)
V (Volt)
1.
R1
220
4,5
1,2
2.
R2
470
4,5
2,6
3.
R3
200
4,5
1
4.
RekR)*
900
4,5
4,5
Keterangan           :  * pengukuran berdasarkan eksperimen
V1 + V2 + V3 = 1,2 + 2,6 + 1 = 4,8 V
V4 = 4,5 V
Rek = R1 + R2 + R3 = 220 + 470 + 200 = 890 Ω
Rek dalam percobaan = 900 Ω

C. Rangkaian Paralel
No.
Resistor
R(Ω)
ε (Volt)
I(Ampere)
1.
R1
220
7,5
0,035
2.
R2
470
7,5
0,0175
3.
R3
200
7,5
0,040
4.
RekR)*
-
7,5
0,095
Keterangan           :  * pengukuran berdasarkan eksperimen
I1 + I2 + I3 = 0,035 + 0,0175 + 0,040 = 0,0925
I = 0.095


1.4.    Pembahasan
A. Resistor
Dari data yang diperoleh dari pengukukuran dengan multimeter menunjukkan resistansi dari resistor berada diantara batas toleransi yang ada pada nilai perhitungan kapasitansi dari pita resistor. Dengan kata lain pengukuran dengan multimeter menunjukkan suatu nilai pasti. Resistor dengan toleransi 1% tentunya memiliki nilai hambatan yang lebih presisi dibandingkan resistor yang memiliki toleransi 5% atau 10%.
Pada pengukuran arus dan tegangan terlihat hubungan antara resistansi, kuat arus dan tegangan. Pada pemilihan tegangan  ε = 12 V tercatat tegangan output berada pada kisaran 12 – 13 Volt. Makin besar hambatan resistor yang digunakan, makin besar pula kuat arusnya, ini sesuai dengan persamaan:








B.  Rangkaian Seri
Pada percobaan tentang rangkaian seri sebenarnya berkaitan dengan Hukum Arus Kirchoff dan Hukum Tegangan Kirchoff. Dari data pengamatan diperoleh jumlah dari hambatan resistor, R1 + R2 + R3 = 890 Ω bersesuaian dengan hambatan ekivalen, Rek pada rangkaian yang disusun secara seri yang dari percobaan sebesar 900 Ω. Tegangan pada titik-titik dalam rangkaian seri adalah konstan, Vad = Vab + Vbc + Vcd, sehingga didapatkan
Vad = I(R1 + R2 + R3)


C.  Rangkaian Paralel
Pada percobaan tentang rangkaian seri sebenarnya berkaitan dengan Hukum Arus Kirchoff dan Hukum Tegangan Kirchoff. Kuat arus pada titik-titik dalam rangkaian paralel adalah konstan, I = I1 + I2 + I3, sehingga didapatkan
Vad = I(R1 + R2 + R3)




BAB 5
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan tentang komponen dan alat ukur listrik dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1)      Beda potensial pada suatu rangkaian dapat diukur dengan menggunakan Multimeter, dan terdapat hubungan:
2)      Hukum Kirchoff dapat diterapkan pada rangkaian dengan menggunakan rumus pada hukum Kirchoff untuk menentukan arus,tegangan,dan hambatan.
3)      Pada rangkaian seri arus yang mengalir pada tiap komponen konstan, dan total tegangan pada rangkaian sama dengan total tegangan pada tiap-tiap komponen.
4)      Pada rangkaian paralel tegangan yang mengalir pada tiap komponen konstan, dan kuat arus yang masuk dalam suatu simpul sama dengan kuat arus yang keluar dari simpul itu, dengan kata lain berlaku hukum kekekalan muatan.


1.2. Saran
Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan, saya memiliki beberapa saran, antara lain:
1.      Perlengkapan praktikum diperbaharui karena kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana penunjang kurang memadai sehingga agak menyulitkan jalannya praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Jayadin, ELDAS, 2007, e-book
Arifin, Drs, M.T., Buku Penuntun Elektronika Fisis Dasar 1, Jurusan Fisika Universitas Hasanuddin, Makassar, 2010
Fajar, Belajar Elektronika tanpa Guru. Jakarta : Del Fajar, 2008