Kamis, 20 Desember 2012
Senin, 03 Desember 2012
PERTEMUAN III
SUB –
POKOK BAHASAN
DOSA DAN PENDERITAAN
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
1. Peserta Bina
Katekisasi mengetahui, bahwa perbuatan berdosa itu lahir dari hati dan pikiran
yang tidak setia mengasihi serta tidak taat memberlakukan firman Tuhan.
2. Peserta Bina
Katekisasi mengerti, bahwa akibat pelanggarannya terhadap Firman Tuhan,
maka ia akan mengalami penderitaan jasmani dan rohani.
3. Peserta Bina
Katekisasi memahami, bahwa ia dapat menikmati kebahagiaan, jikalau ia rajin dan
tekun bersekutu (bergaul akrab) dengan Allah.
PENDAHULUAN
Acapkali
kita mencari jawaban atas masalah penderitaan yang dialami, meskipun telah
bekerja keras untuk melepaskan diri dan atau sekurang-kurangnya telah berusaha
menghindarinya. Mengertikah anda, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Ip-Tek)
bertujuan membangun kesejahteraan sosial bagi manusia dan alam semesta ? Ip-Tek telah
banyak membantu manusia keluar dari penderitaan; akan tetapi bersamaan dengan
kemajuannya, makin banyak persoalan yang tidak dapat terselesaikan tuntas. Lalu
kita tiba pada sebuah kesimpulan sementara : Apakah ada kekeliruan pada
peradaban yang dihasilkan, sehingga keadaan manusia yang menderita tidak
berubah ?
SEJARAH KEBUDAYAAN
DAN PERADABAN. Sepanjang
pertumbuhan dan perkembangan peradaban (sejak zaman Menara Babel ->
Kej. 10: 1 – 9) kita menyaksikan, manusia telah berusaha semaksimalnya untuk
mengatasi kesulitan hidup, namun sampai hari ini penderitaan tidak pernah
tertuntaskan. Demikianpun globalisasi di bidang ekonomi belum mampu menjawab
kebutuhan manusia. Malahan pesatnya globalisasi telah melumpuhkan beberapa
fungsi kehidupan manusia yang paling subtansial. Persoalannya : bagaimanakah
orang Kristen membijaki dan menyikapi persoalan kemanusiaan ini ?
KESAKSIAN
ALKITAB TENTANG DOSA.
A. Sumber Dosa.
1. Dosa tidak berasal dari Allah. Ia
bersumber dalamhati manusia (Yes. 29:13; bd. Yer.12:2; Mat.
13:15; Kis. 28:27 -> “Tuhan telah berfirman: ‘Oleh karena bangsa ini
datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahalHati-nya jauh dari pada-Ku’; bd. Yer. 4:14 -> “Bersihkanlah Hati-mu dari kejahatan”;
). Jika kita menemukan istilah hati dalam tulisan-tulisan Alkitab, maka hal itu
bukan bertujuan menunjuk pada organ biologis, melainkan pada kehidupan
dalam atau bathin manusia (inner-life yang berhubungan
dengan aktivitas emosional, feeling/ perasaan, intelektual
/ akalbudi, spiritual,mentalitas, motivasi, kesadaran,
hati-nurani dan suara hati, keinginan nafsiah, pengenalan diri, dan
lain-lain sejenisnya; bd. Luk. 6:45 –> “Orang yang baik mengeluarkan
barang yang baik dari
dalam hatinya yang baik, dan orang yang jahat
dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, keluar dari hatinya”; lih. Jg. Yoh. 7:38).
2. HATI MANUSIA CENDERUNG LICIK
DAN BERPIKIRAN JAHAT.
2.1. HATI CENDERUNG LICIK (Aspek
Afektif)
a). Nabi Yeremia (17:9-10) berpendapat, bahwa
perilaku manusia yang jahat itu lahir dari hati. Katanya : “Betapa liciknya hati,
lebih licik dari pada segala sesuatu, hati-ya sudah membatu : siapakah yang dapat mengetahuinya
? Tuhan, yang menyelidiki hati, yang mengujibathin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal
dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan perbuatannya” (bd. Zak. 7:12 -> “Mereka membuat HATI mereka
keras seperti batu amril…”).
b). Tuhan Yesus pun menyatakan demikian : “Kamu
telah mendengar firman : Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu : Setiap orang yangmemandang perempuan danmenginginkannya,
sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya”
(Mat. 5:27-28; bd. Mrk. 6:52).
c). Paulus, rasul kepada bangsa-bangsa
non-israeli, menuliskan : “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan
kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya ? Tidakkah engkau tahu bahwa maksud kemurahan
Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan ? Tetapi oleh ketegaran hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka
Allah atas dirimu sendiri…”
-> Rom. 2:4-5).
2.2. CENDERUNG BERPIKIR JAHAT (Aspek
Koqnitif).
Alkitab memberi kesaksian, bahwa kejatuhan manusia ke
dalam dosa disebabkan pikiran manusia jahat dan cenderung
melawan Allah.
a). Karena fasik memuji-muji keinginan hatinya,
dan orang-orang loba mengutuki dan menista TUHAN. Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas
: “Allah tidak akan menuntut ! Tidak ada Allah !”, itulah
seluruhpikirannya (Maz. 10:3-4).
b). TUHAN memandang dari sorga kepada anak-anak manusia,
untuk melihat apakah mereka berakalbudi dan yang mencari
Allah. Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat, tidak ada yang
berbuat baik, seorangpun tidak (Maz. 14: 2 – 3).
c). Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu
berkata : “Mengapa kamumemikirkan hal-hal yang jahat dalam hatimu” (Mat.
9:4; bd. 16:3).
d).`Berpalinglah Yesus dan sambil memandang
murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus : “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan
memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang
dipikirkan manusia” (Mrk. 8:33).
e). … aku berkata keada setiap orang di antara
kamu. Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggidari pada
yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa,
menguasai diri menurut ukuran iman…” (Rom. 12:3).
2.3. HATI
DAN PIKIRAN
YANG JAHAT MELAHIRKAN PERBUATAN BERDOSA
Hati
dan akalbudi yang cenderung pada kejahatan akan mempengaruhi manusia, sehingga
ia melakukan kejahatan. Rasul Paulus menuliskan : “Tidak ada yag benar,
seorangpun tidak. Tidak ada yang berakalbudi, tidak ada seorangpun
yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua
tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak !” (Rom. 3:10 -12
-> bd. Maz. 14:2 – 3 -> “TUHAN memandang dari sorga kepada anak-anak manusia,
untuk melihat apakah mereka berakalbudi dan yang mencari Allah. Mereka semua
telah menyeleweng, semuanya telah bejat, tidak ada yang berbuat baik,
seorangpun tidak”).
Bertolak
dari kesaksian Alkitab (Maz. 14 : 2 – 3 -> “Mereka semua telah
menyeleweng, semuanya telah bejat, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun
tidak”; bd. Rom. 3 : 10 – 12 -> “mereka semua tidak berguna”),
kita dapat menarik kesimpulan, bahwa setelah manusia jatuh ke dalam dosa (Kej.
3), seluruh subtansi dan eksistensinya pun berdosa. Tidak ada pikiran dan tidak
ada hati yang baik di dalamnya. Para penulis Alkitab tidak lagi menyoroti
manusia sebagaimana Kejadian 1 – 2; akan tetapi pernyataan-pernyataan tentang
pikiran (konisi) dan penghayatan (afeksi) yang jahat dan berdosa itu telah
membuahkan perilaku ibadah yang menyimpang / menyeleweng dan melanggar kehendak
Allah.
3. KEHENDAK BEBAS ( Free-will )
Saya mengulangi kembali
pernyataan ini :seluruh kesaksian Alkitab menyoroti keadaan manusia setelah
kejatuhan ke dalam dosa (realitas / fenomena kehidupan sesudah
kejatuhan). Para penulis Alkitab kurang memberikan informasi tentang
keadaan manusiasebelum jatuh ke dalam dosa. Mereka bercerita tentang
sebuah realitas yang pasti, yakni : fenomena kehidupan manusia berdosa
yang menjalankan pekerjaan Allah (Missio Dei).
Di sinilah kita perlu
mengerti pemahaman Ionanes Calvin (dan teologi Calvinis) yang bertolak dari
pernyataan Raja Daud (Maz. 14 : 2 – 3) dan Rasul Paulus (Rom. 3 : 10 – 12)
tentang kehendak bebas (free – will), bahwa kehendak
bebas manusia pun ternodai dosa : “Mereka
semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat, tidak ada yang berbuat baik,
seorangpun tidak. … mereka semua tidak berguna”.
4. KETIDAK BERSALAHAN MANUSIA
: Perihal Bencana Alam (Natural Disaster)
Memang benar !, ada
peristiwa / kejadian yang terjadi di luar kemampuan manusia berdosa, seperti :
bencana alam (tsunami, gempa bumi). Kejadian seperti ini tidak dapat
dihubungkan dengan dosa manusia. Ia merupakan peristiwa alami (natural
disaster). Ia juga tidak dapat dikatakan sebagai hukuman Allah. Dengan kata
lain, tsunami, gempa bumi dan hal-hal yang terkait dengan kejadian alam
bukanlah sesuatu yang terjadi oleh ulah manusia berdosa.
5. KEBERDOSAAN MANUSIA :
Perihal Banjir Melanda Kota
Banjir
terjadi akibat dosa manusia.
Perihal banjir yang melanda kota-kota besar dapat digolongkan ke dalam akibat
dari dosa manusia. Mengapa ? Manusia berada lingkungan alam (ekosistem). Ia
memiliki pengalaman : ada musim penghujan dan ada musim kemarau. Perubahan
cuaca dan pergantian musim.
1. Penataan Lingkungan Hidup Pekotaan. Ia
pernah mengalami banjir dalam lingkungan hidup pekotaan. Ia mengtetahui, bahwa
akibat pengembangan kota, maka penataan ruang drainase perlu dikembangkan, jika
tidak demikian, maka banjir akan mengancam kehidupannya.
2. Tanggungjawab Manusia (Kej.
2:15 -> “TUHANAllah menempatkan mnusia untuk memelihara dan
mengusahakan taman itu”).
TUHAN Allah memberi
akalbudi, agar manusia menguasai dan menaklukkan alam (Kej. 1:28 -> … kuasailah
dan taklukkanlah bumi). Oleh karena itu, pengolahan hasil
bumi harus diikuti oleh penatalolaan fungsi alam secara
baik dan benar. Jika tidak demikian, maka alam akan menjadi ancaman yang
mematikan kehidupan manusia. Dan, hal itu merupakan tanggungjwab dari perbuatan
manusia berdosa.
Di
sinilah kita perlu memahami ucapan Yesus : “Beritakanlah Injil kepada kepadasegala
makluk” (Mrk. 16:15). Istilah “segala makhluk” mengandung makna luas
mencakup sesama ciptaan, yakni : seluruh ciptaan Allah
dalam ekosistem kehidupan. (Kej. 1 : 1 – 27). Injil adalah kabar
baik yang dianugerahkan Allah ke atas kehidupan seluruh ciptaan.
Ketika jatuh ke dalam dosa, seluruh alam ciptaan pun mengalami akibat
langsung maupun tidak langsung dari pikiran dan
tindakan manusia berdosa. Kejatuhan manusia ke dalam dosa telah
mengakibatkan manusia tidak lagi mengerti dan memahami tujuan Allah membangun
alam semesta, karena ia diusir dari taman (Kej. 3 : 22 – 24). Keadaan terasing
dari Allah amat mempengaruhi pikiran manusia untuk merencanakan
pengolahan (eksplorasi) sumber daya alam.
Banjir
yang terjadi dalam wilayah pekotaan adalah akibat dari : a). Ulah penduduk kota
yang membuang sampah sembarangan; b). Pengolahan (Kej. 2:15 -> pengusahaan)
hasil hutan tanpa melakukan konversi (usaha reboisasi) serta memberikan
kesempatan kepada hutan dan membantunya berdaur ulang; c). Sistem pemerintahan
yang terkait dengan fungsi penataan (perencanaan) kota kurang berjalan baik.
Dalam kasus ini, banjir terjadi akibat dosa manusia dan dosa institusi
pemerintah.
TUGAS
– TUGAS UNTUK DIDISKUSIKAN
1. Mengapa manusia menderita ?
2. Apakah
pndangan Alkitab tentang tsunami ?
3. Bagaimanakah
pandangan dan sikap anda sebagai warga kota, jika anda diserahi tanggungjawab
dan wewenang untuk membangun lingkungan hidup ?
Langganan:
Postingan (Atom)